Kamis, 24 Mei 2012

[inti-net] NKRI Buntung, Tapi Beruntung

 

http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/article/nkri-buntung-tapi-beruntung

a..

Map
Jakarta, Indonesia
Jakarta, Indonesia
NKRI Buntung, Tapi Beruntung
Diterbitkan : 23 Mei 2012 - 3:51pm | Oleh Aboeprijadi Santoso (Foto: Aboeprijadi Santoso)

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhir pekan lalu menghadiri Pesta Raya Ulang Tahun ke-10 Restorasi Kemerdekaan Timor Leste, 20 Mei 2012. Oleh-olehnya: persahabatan yang makin kental dan penting bagi kedua negara. Namun persahabatan itu timpang.

Timor Leste mengharapkan Presiden RI datang dengan keterangan tentang jasad pahlawan nasionalnya, Nicolau Lobato, tapi malah dihadiahi meriam kuno. Sementara ratusan perwira Indonesia yang bermasalah karena aksi bumi hangus pada 1999, meski pun dicekal PBB, tetap menikmati impunitas.

Lebih satu dasawarsa setelah "kehilangan" propinsi ke-27, NKRI buntung, tapi ternyata malah beruntung.

Pengingat bermakna
Perayaan satu dasawarsa kemerdekaan Timor Leste itu seharusnya merupakan suatu pengingat (reminder) yang bermakna bagi sang tuan rumah mau pun bagi tetangga besar, bekas penjajah, yang kini menjadi sahabat penting.

Untuk pertama kali sejak pemerintahan bekas propinsi ke-27 itu beralih ke lembaga PBB UNTAET pada 1999, negeri ini mengalami stabilitas politik dan kemajuan ekonomi. Timor Leste memegang kendali baru sejak 2002, namun itu pun dengan basis politik yang rawan.

Di bawah Front CNRM, yang kelak berubah menjadi Partai CNRT, Timor Leste memenangi referendum pada 1999 dengan mayoritas yang meyakinkan. Tapi negeri ini bangkit dari puing-puing amuk tentara Indonesia. Dan CNRM/CNRT hanyalah sebuah konsep tanpa struktur politik.

Walhasil, sekali pun di bawah lambang Xanana Gusmao sebagai pemersatu bangsa, Timor Leste di bawah pemerintahan Partai Fretilin hingga 2006 hanya ramai diguncang dari dalam dan luar.

Politik yang stabil
Baru sejak pertengahan 2000an negeri ini mencatat kemajuan. Politik yang stabil dan angka pertumbuhan digit-ganda. Tapi ini pun bukan sesuatu yang menakjubkan. Berkat bonansa minyak, peluang kerja bertambah secara substansial dan menghasilkan stabilitas.

Pertumbuhan 12% mencolok, tapi jika ini beranjak dari puing-puing masa lalu dan merupakan hasil dari ketergantungan mutlak pada sumberdaya minyak, maka ini tidaklah mengherankan. Bahkan prestasi itu belum menjamin landasan ke depan selagi prasarana masih langka dan kemiskinan masih meluas.

Yang terang pemilu presiden yang aman baru baru ini menunjukkan negeri ini mulai beranjak mematangkan kehidupan yang demokratis.

Bagi tuan rumah, ini merupakan lompatan yang perlu dirayakan. Bagi sang tamu dari RI, ini suatu kehormatan. Presiden Yudhoyono, mantan Danrem di Dili yang dikenal masih bersih dari ulah berdarah, mendapat medali negara.

Sedangkan bagi banyak pengamat, Timor Leste adalah semacam monumen tentang sebuah masa silam yang kelam. Barang siapa berkelana ke pedalaman, tidaklah sulit menjumpai dampak seperempat abad perang dan pendudukan tentara Indonesia.

Dikuburkan bersama-sama
Timor Leste adalah sebuah negeri bertabur kubur. Setiap rata-rata setengah jam berperjalanan, Anda dapat melihat sejumlah kuburan yang berstruktur sama dengan warna dan hiasan yang sama. Artinya, banyak korban ditemukan bersama, dikuburkan bersama-sama, mungkin sekali mereka dibantai bersama-sama pula.

Bahkan, sampai pemerintah menyerukan kepada penduduk agar mengumpulkan sisa sisa jasad kerabat dan membangun monumen di setiap distrik bagi tulang belulang mereka.

Nicolau Lobato
Tapi ada sebuah jasad yang sangat didambakan oleh bangsa Timor Leste, yaitu tulang belulang Nicolau Lobato, Sukarno-nya negara ini. Presiden kedua Timor Leste ini ditembak mati pada akhir 1978 oleh satuan pimpinan Kapten Prabowo Subianto di bawah komandan Yonif 744 Mayor Yunus Yosfiah.

Kepalanya pernah diabadikan di bawah kaki Kolonel Dading Kalbuadi dan Kapten Prabowo serta beberapa perwira lain sebelum kepala tersebut kabarnya diminta Presiden Suharto agar dibawa ke Jakarta. Sejak itu nasib sisa jasad paling berharga bagi Timor Leste itu, tak diketahui.

Berulangkali, melalui diplomasi sunyi, Dili mengharapkan agar Jakarta dapat mengembalikan tulang belulang tersebut, atau setidaknya dapat memberi keterangan. Akhirnya, pada perayaan ulang tahun ke-10 kemenangan referendum pada 2009, Presiden Jose Ramos-Horta secara terbuka meminta kembali jasad Lobato.

Bahkan, April yang lalu di Dili santer berita seolah jasad itu akan dikembalikan, namun kehadiran Presiden Yudhoyono membuktikan kebalikannya. Indonesia malah menghibahkan sebuah meriam historis yang hanya berguna untuk upacara saja.

Kerjasama militer
Boleh jadi, TNI kerepotan untuk melacak kembali sisa jasad Nicolau Lobato, justru karena hal itu akan mengungkap aib tentara Indonesia, sekali pun hubungan kemiliteran kedua negara membaik. Presiden baru Taur Matan Ruak April yang lalu menegaskan kepada Radio Nederland, Timor Leste tetap menjaga hubungan baik, bahkan juga akan meningkatkan kerjasama militer.

Jose Belo, wartawan yang kala itu membantu kampanye Jenderal Taur, mengungkap pengganti Taur Brigjen Lere Anan Timor telah bertemu dengan Letjen pur. Prabowo dan Letjen pur. Kiki Syanakri, komandan TNI semasa bumi hangus 1999.

Yang menarik, Kiki kepada media Australia mengakui dirinya belum bisa datang ke Dili karena masih dicekal PBB. Inilah pertama kali perwira TNI mengakui bahwa sekitar 300an perwiranya resminya masih dalam Daftar Hitam SCU, Serious Crimes Unit, badan PBB yang mendakwa mereka yang bertanggungjawab atas kekerasan 1999.

Maju tapi gagal
Walhasil, meski Indonesia dan Timor Leste sejak 2008 bersama-sama mengubur kejahatan masa lalu melalui KKP (Komisi Kebenaran dan Persahabatan), sejumlah perwira TNI-bermasalah, seperti Wiranto dan Prabowo, sebenarnya masih dipenjara di negerinya sendiri.

Boleh jadi, itu satu alasan mereka selalu maju sebagai capres, meski pun selalu gagal.

Apa pun, meningkatnya hubungan dagang, ekonomi, politik dan militer antara Indonesia dan Timor Leste di sisi lain tetap ditandai ketimpangan yang merupakan dampak langsung dari pendudukan brutal tentara Indonesia.

Inilah yang seharusnya pantas menjadi reminder bagi seorang presiden RI yang berkunjung ke Timor Leste.

a.. © Foto: Aboeprijadi Santoso - www.ranesi.nl
b.. © Foto: Aboeprijadi Santoso - www.ranesi.nl
c.. © Foto: Aboeprijadi Santoso - www.ranesi.nl
d.. © Foto: Aboeprijadi Santoso - www.ranesi.nla..
b..
c..

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
Gabung di milis INTI-net, kirim email ke : inti-net-subscribe@yahoogroups.com

Kunjungi situs INTI-net   
http://groups.yahoo.com/group/inti-net

Kunjungi Blog INTI-net
http://tionghoanet.blogspot.com/
http://tionghoanets.blogspot.com/

Tulisan ini direlay di beberapa Blog :
http://jakartametronews.blogspot.com/
http://jakartapost.blogspot.com
http://indonesiaupdates.blogspot.com

*Mohon tidak menyinggung perasaan, bebas tapi sopan, tidak memposting iklan*

CLICK Here to Claim your Bonus $10 FREE !
http://adv.justbeenpaid.com/?r=kQSQqbUGUh&p=jsstripler5
.

__,_._,___

ads

Ditulis Oleh : Gadget News and Reviews Hari: 11.13 Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar