Memang ideologi Sosial Demokrat hanya sampai sebegitu saja. Kemarin menolak suap, hari ini menerima sogokan dalam bentuk yang lain lagi. Tidak penting apa yang pernah dilakukan dan diraih seseorang di masa lalu sebagai kejayaan yang dikagumi banyak orang, yang penting apa yang diperbuatnya sekarang.
Sajak Zely Ariane di bawah ini bisa kita sejajarkan dengan sajak panjang Gunther Grass(peraih Nobel) yang baru-baru ini diterjemahkan oleh Soeprijadi Tomodihardjo yang dalam sajaknya itu dia mengumumkan pendapatnya secara jelas, prosais yang punya pernyataan politik yang berani dan tegas sebagai pendapatnya dan kutukannya terhadap siapa yang berhak punya senjata nuklir dan siapa yang tidak berhak. Sajak GG telah mengundang polemik dunia dan juga menimbulkan reaksi keras di pihak Israel yang menuduh GG sebagai antisemitis.
Zely Ariane nungkin bukan seorang penyair atau setidaknya belum seorang penyair terkenal. Juga GG adalah seorang penulis novel dan tidak terkenal sebagai seorang penyair. Tapi dalam sajak mereka ada satu kesamaan: jelas dan tegas mengemukakan sesuatu masaalah, lurus tanpa sembunyi-sembunyi tapi juga adil mernilai hakekat hidup manusia dan yang terpenting pula berani mengemukakannya meskipun menyedari bisa saja memancing kontraversial atau debat publik yang serius. Untuk hal yang begini biasanya orang akan lebih mudah menggunaklan bentuk prosa daripada puisi karna bila menggunakan bentuk puisi, penulis akan tak terhindarkan menempuh jalan prosais atau sejenis sajak pernyataan atau sajak pamflet. Tapi ada yang kurang diperhatikan banyak orang. Sajak prosais juga bisa indah, bisa kuat, dan bahkan juga bisa liris dan puitis justru karena ketegasan dan kelurusan cara mengungkapkannya. Semua itu terdapat dalan sajak Zely Ariane dan juga dalam sajak GG: ketegasan itu indah, lurus itu indah, keberanian dan kejujuraan itu indah sama indahnya dengan sebuah puisi yang indah.
Dulu, sajak-sajak para penyair Lekra yang terkenal progressif dan prosais banyak dikritk para penentangnya sebagai sajak-sajak pamflet, sajak editorial dan bahkan mereka bilang sebagai bukan sajak. Namun kritik lawan-lawan Lekra itu didasarkan pada isi atau ideologi politik yang terkandung dalam sajak-sajak penyair lekra: ideologi sosialis, pengikut PKI dan tentu saja Komunisme atau Marxixme. Tapi itu dulu, sebelum Orba berkuasa dan PKI belum dihancurkan. Sekarang tidak sedikit dari penyair-penyair Lekra yang berubah haluan, berubah ideologi dan menganut ideoloi Sosial Demokrat (Sosdem) dan menolak jiwa perjuangan untuk membebaskan rakyat yang dulu pernah mereka anut. Dita Indah Sari yang lahir belakangan tapi juga adalah tokoh typikal dari ideologi "lain dulu lain sekarang" yang dianut oleh sementara penyair Lekra yang sekarang berdendang menyanyikan lagu "perdamaian"klas atau pasifisme atau membebaskan diri dari rasa dendam terhadap musuh(Orba). Tapi tidak setiap penyair Lekra punya nasib sebaik Dita Indah Sari yang dibrondong tawaran suap sebanyak lima puluh ribu dollar yang ketika itu berani dia tolak. Tapi sekarang dia sudah lain dan itu telah dimaklumkan oleh Zely Ariane sebagai maklumat puitis dengan gaya yang sangat realistis hingga kita juga punya kesan Dita Indah Sari telah menjadi DITA INDAH SEHARI.
ASAHAN.
----- Original Message -----
From: isa
To:
Sent: Tuesday, May 08, 2012 10:38 AM
Subject: Kolom IBRAHIM ISA -- Zely Ariane Tentang: DITA INDAH SARI DAN MARSINAH
*Kolom IBRAHIM ISA*
*Selasa, 08 Mei 2012*
*--------------------*
*Zely Ariane Tentang: DITA INDAH SARI DAN MARSINAH *
Pagi ini kubaca sebuah sajak di Facebook, buah pena kawan baikku - *ZELY
ARIANE.*
Kubaca dan kubaca lagi. Tersentuh hatiku, tergugah fikiranku. Zely
Ariane menderetkan dua orang tokoh perempuan. *DITA INDAH SARI* dan
*MARSINAH*. Yang pertama, Dita Indah Sari, masih ada di tengah-tengah
masyarakat kita. Yang seorang lagi, Marsinah, sudah tiada. Kemudian Zely
menuliskan kesannya mengenai dua tokoh perempuan Indonesia itu, lalu
menarik pelajaran.
Dita Sari adalah pendiri dan mantan pemimpin PRD. Partai politik Kiri,
Partai Demokratik Indonesia, adalah satu-satunya parpol yang terdiri
dari kaum muda terpelajar dan yang berani menantang diktator Orba
Jendral Suharto, di kala Orba masih berjaya. Dita Sari menjadi terkenal
karena ia menolak "Award" sebesar US$ 50.000 dari perusahaan raksasa
Reebok. Dita Sari menolak "Award" dari Reebok karena berbau 'suapan'.
Dita berjuang untuk hak-hak demokrasi bagi buruh dan rakyat Indonesia.
Ia juga pernah pemimpin serikatuburh, kemudian jadi pemimpin politik.
Dita diganjar Orba, hukuman penjara 8 tahun. Belum 8 tahun Suharto
jatuh. Naik Habibi. Dita Sari bebas penjara. Amnesty Internasional
memaklumkan Dita sebagai "prisoner of conscience".
* * *
Suatu ketika aku berkunjung ke kantor Amnesty Inernational Belanda di
Amsterdam. Terpampang di dinding ruangan tamu, foto Dita Indah Sari
sebesar gajah. Aku bangga seorang aktivis pejuang perempuan Indonesia,
dimaklumkan sebagai tokoh pejuang hak-hak manusia. Dan fotonya dipasang
di gedung Amnesy International Belanda di Keizersgracht, Amsterdam.
Pada kesempatan lain kujumpai dan diskusi dengan Dita Indah Sari dalam
TEMU EROPA di Jerman tidak lama setelah jatuhnya Suharto. Ketika itu
tokoh Dita Indah Sari, bagiku adalah seorang tokoh perempuan aktivis dan
pejuang kaum buruh, pejuang demokrasi dan hak-hakmanusia. Ia teladan
yang mempesonakan. Begitu gigih dan konsisten, berani dan optimis.
Kawan-kawan yang hadir dalam TEMU EROPAH semuanya mengagumi dan
menghormati Dita Indah Sari.
* * *
Setelah Reformasi dan Orba tiada, tetapi banyak petinggi-petinggi Orba
yang masih berkuasa di banyak bidang, pandangan Dita Sari mengenai
situasi politik tanah air mengalami perubahan.
Zely Ariane mencatat perubahan itu dalam sajaknya:
/*Pada suatu masa*/
/*Dita berkata:*/
/*pengusaha, tentara, Orba, bisa jadi kawan kelas pekerja*/
/*Karenanya ia dukung Wiranto yang jenderal tentara*/
/*Yusuf Kalla yang lumayan raksasa pengusaha*/
/*untuk jadi pemimpin negara kita*/
/*Kini Dita jadi juru bicara*/
/*Menteri Tenaga Kerja*/
/*untuk membantu pekerja percaya niat baik pengusaha*/
/*Sehingga Dita yang pandai bicara*/
/*mulai dlupakan massa*/
/** * **/
Yang satu lagi adalah tokoh pahlawan buruh. Pahlawan kataku, karena
memang MARSINAH adalah pahlawan pejuang sesama kaum buruh. Ia tetap
konsisten sampai ia meninggal di tangan kekuasaan aparat. Di bawah ini
pelukisan Zely Ariane mengenai MARSINAH, dalam sajaknya:
/*Ada seorang perempuan bernama Dita*/
/*Suara Marsinah kalah lantang dibanding Ia*/
/*Pemimpin aksi massa pekerja*/
/*hingga dipenjara Orba*/
/*Bila Marsinah tak bisa sekolah hukum karena biaya*/
/*Dita tinggalkan fakultas hukum demi menggalang aksi massa*/
/*Marsinah bukan pimpinan serikat pekerja*/
/*Sementara Dita bintangnya politik kelas pekerja*/
/*Dita dijemput tentara Orba*/
/*Marsinah mendatangi Kodim dan pengusaha*/
/*Marsinah tiada*/
/*Dita masih ada*/
/*dan Marsinah yang mati tak bersuara*/
/*diingat dalam sanubari dan benak kita*/
/** * **/
Kita belajar dari sikap Zely terhadap dua tokoh perempuan Indonesia tsb.
Sayang, Marsinah sudah tiada.Tapi akan selalu dikenang dan dihormati.
Aktivis-aktivis buruh muda pasti akan turun temurun terinspirasi oleh
tokoh pejuang buruh Marsinah.
Tentang Dita Sari?
Zely sudah mengucapan selamat tinggal kepada Dita Indah Sari.
* * *
Di bawah ini selengkapnya sajak Zely Ariane:
*Marsinah dan Dita*
*Zely, Ariane, 08 Mei 2012*
/Ada seorang perempuan bernama Dita/
/Suara Marsinah kalah lantang dibanding Ia/
/Pemimpin aksi massa pekerja/
/hingga dipenjara Orba/
/Bila Marsinah tak bisa sekolah hukum karena biaya/
/Dita tinggalkan fakultas hukum demi menggalang aksi massa/
/Marsinah bukan pimpinan serikat pekerja/
/Sementara Dita bintangnya politik kelas pekerja/
/Dita dijemput tentara Orba/
/Marsinah mendatangi Kodim dan pengusaha/
/Marsinah tiada/
/Dita masih ada/
/Pada suatu masa/
/Dita berkata:/
/pengusaha, tentara, Orba, bisa jadi kawan kelas pekerja/
/Karenanya ia dukung Wiranto yang jenderal tentara/
/Yusuf Kalla yang lumayan raksasa pengusaha/
/untuk jadi pemimpin negara kita/
/Kini Dita jadi juru bicara/
/Menteri Tenaga Kerja/
/untuk membantu pekerja percaya niat baik pengusaha/
/Sehingga Dita yang pandai bicara/
/mulai dlupakan massa/
/dan Marsinah yang mati tak bersuara/
/diingat dalam sanubari dan benak kita/
/Selamat tinggal Dita/
/Selamat datang Marsinah-Marsinah muda./
/*Zely Ariane, tebet, 080512, 12:55/
/* * */
Kunjungi situs INTI-net
http://groups.yahoo.com/group/inti-net
Kunjungi Blog INTI-net
http://tionghoanet.blogspot.com/
http://tionghoanets.blogspot.com/
Tulisan ini direlay di beberapa Blog :
http://jakartametronews.blogspot.com/
http://jakartapost.blogspot.com
http://indonesiaupdates.blogspot.com
*Mohon tidak menyinggung perasaan, bebas tapi sopan, tidak memposting iklan*
http://adv.justbeenpaid.com/?r=kQSQqbUGUh&p=jsstripler5
0 komentar:
Posting Komentar