REf: Mengapa PLTN dilokasikan di Bangka? Mengapa tidak di Kalimantan?
http://epaper.tempo.co/PUBLICATIONS/KT/KT/2012/04/23/ArticleHtmls/Bangka-Akan-Jadi-Lokasi-PLTN-Pertama-23042012008011.shtml?Mode=0
Bangka Akan Jadi Lokasi PLTN Pertama
BANDUNG
Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta mengatakan pemerintah tetap menyiapkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Pulau Bangka, Provinsi Bangka Belitung, sebagai cadangan energi. "Targetnya mulai dibangun pada 2016,"katanya saat memberikan kuliah umum di Institut Teknologi Bandung, Sabtu lalu.
Bahan utama PLTN perdana untuk Indonesia, seperti uranium, disebut Menteri, sudah tersedia di daerah Bangka. Nantinya listrik yang dihasilkan dari pembangkit tersebut akan digunakan untuk menerangi Pulau Sumatera.
Hatta beralasan PLTN diperlukan karena minyak bumi akan habis dalam 1420 tahun mendatang. Adapun untuk membuat sumur baru dengan pengeboran di laut yang lebih dalam, diperlukan teknologi baru dengan biaya sangat mahal. Dengan demikian, pemerintah menilai solusi krisis energi jangka panjang dan murah adalah nuklir. "Migas sekitar 40 tahun habis. Yang bagus potensinya itu batu bara. Tapi, kalau dibakar, jadi gas rumah kaca,"ujarnya.
Saat ini pemerintah masih berkampanye secara persuasif agar masyarakat di sekitar lokasi mau menerima. "Kalau masyarakat tidak mau pakai PLTN, akan kurang energi, pabrik tutup, dan timbul pengangguran. Itulah pilihan kita,"katanya.
Mantan Menteri Lingkungan Hidup ini mengakui rencana pembangunan PLTN masih menakutkan, terutama setelah melihat kasus nuklir di Fukushima, Jepang. Namun ia menenangkan masyarakat dengan menyatakan Indonesia sudah memiliki tenaga ahli nuklir yang cukup sehingga sanggup membangun PLTN. Sejumlah perusahaan reaktor dari Prancis dan Jepang juga sudah menawarkan pembangunan sekaligus transfer teknologi."Tapi, soal kerja sama biaya, mereka masih kaget,"ujarnya.
Menanggapi rencana pemerintah itu, anggota Dewan Energi Nasional, Rinaldy Dalimi, mengatakan Indonesia belum siap memiliki PLTN karena belum siap menghadapi risiko bahayanya."Tak ada alasan rasional bagi Indonesia memiliki PLTN,"katanya saat dihubungi kemarin.
Selain berdampak buruk bagi lingkungan, Rinaldy mengatakan, PLTN membuat Indonesia semakin bergantung pada negara lain. Sebab, menurut dia, dari segi teknologi, sumber daya manusia, dan bahan baku, Indonesia belum berkapasitas untuk membangun PLTN.
Indonesia dinilai akan terus bergantung pada negara lain untuk mendapatkan bahan baku uranium penggerak PLTN. Sebab, Indonesia hingga saat ini belum menguasai teknologi pengayaan uranium. Jikapun membeli uranium dari negara lain, Indonesia akan mengalami berbagai hambatan. "Uranium bergerak satu sentimeter saja, itu dipantau oleh negara-negara besar,"katanya.
PLTN juga membawa risiko besar bagi keamanan manusia dan lingkungan. Dalam hal ini, Indonesia tidak siap menghadapi potensi bencana nuklir, seperti kebocoran radiasi."Pemerintah tidak memperhitungkan risiko sehingga menyebut PLTN lebih murah dibanding yang lain," ujarnya. ● ANWAR SISWADI | ANANDA BADUDU
TOP
Powered by Pressmart Media Ltd
[Non-text portions of this message have been removed]
Kunjungi situs INTI-net
http://groups.yahoo.com/group/inti-net
Kunjungi Blog INTI-net
http://tionghoanet.blogspot.com/
http://tionghoanets.blogspot.com/
Tulisan ini direlay di beberapa Blog :
http://jakartametronews.blogspot.com/
http://jakartapost.blogspot.com
http://indonesiaupdates.blogspot.com
*Mohon tidak menyinggung perasaan, bebas tapi sopan, tidak memposting iklan*
0 komentar:
Posting Komentar