Minggu, 13 Mei 2012

[inti-net] Tragedi 12 Mei 1998 Belum Diusut Serius

http://epaper.tempo.co/PUBLICATIONS/KT/KT/2012/05/12/ArticleHtmls/Tragedi-12-Mei-1998-Belum-Diusut-Serius-12052012006007.shtml?Mode=0

Tragedi 12 Mei 1998 Belum Diusut Serius
JAKARTA

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menilai pemerintah belum serius mengusut pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu, termasuk Tragedi Trisakti, 12 Mei 1998.
"Belum jelas apa tindak lanjut pemerintah terhadap tuntutan korban Tragedi 12 Mei," kata Kepala Divisi Pemantauan Impunitas Kontras, Yati Andriyani, ketika dihubungi kemarin.

Yati menjelaskan, penilaian itu didasari pertemuan dengan pejabat Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan kemarin. Setahun yang lalu, Menteri Koordinator Polkam Djoko Suyanto mengaku menerima mandat dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar masalah itu dituntaskan. "Tapi kami belum mendapatkan jawabannya." Untuk memperingati 14 tahun Tragedi 12 Mei, kemarin Kontras juga menemui anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Albert Hasibuan, di kantornya."Ada hasil progresif, meski substansinya masih digodok," ujarnya. Kemajuan itu, antara lain, Presiden bersedia meminta maaf kepada keluarga korban. Tapi pelaksanaannya tidak boleh terpisah dengan aspek hukumnya.

Hari ini Kontras akan memberikan keterangan pers bersama sejumlah keluarga korban.

Peringatan akan berlanjut hingga pekan depan. Rencananya, pada 14 Mei nanti mereka menyerahkan sekitar 1.200 surat dukungan penuntasan kasus kepada Dewan Pertimbangan. Tragedi 12 Mei 1998 menewaskan enam mahasiswa Trisaksi, yakni Elang Mulya Lesmana (Teknik Arsitektur Angkatan 1996), Heri Hartanto (Teknik Mesin 1995), Hendriawan Lesmana (Ekonomi 1996), Hafidin Royan (Teknik Sipil 1996), dan Alan Mulyadi (Fakultas Ekonomi 1996, "Kami menuntut pengusutan kasus hingga tuntas," kata Presiden Mahasiswa Trisakti, Sandi Rahmat Mandela Simanjuntak. ● ISMA S | MARIA Y

[Non-text portions of this message have been removed]